Surga Dunia yang Dibinasakan Kisah Syaddad bin Aad
Surga merupakan suatu tempat
kediaman yang berada di alam akhirat yang didalamnya terdapat berbagai macam
kenikmatan dan kebahagiaan yang belum pernah dilihat, didengar, dan dinikmati
oleh seorang hamba Allah ketika di dunia.
Ketahuilah bahwa surga (jannah)
dipersiapkan bagi seluruh hamba-Nya yang bertaqwa dan berbuat amal shaleh
semasa hidupnya ketika di dunia. Hal ini telah disebutkan dalam firman Allah
surat asy-Syu'araa ayat 90 yang berarti;
وَأُزۡلِفَتِ ٱلۡجَنَّةُ لِلۡمُتَّقِينَ ٩٠
90. dan (di hari
itu) didekatkanlah surga kepada orang-orang yang bertakwa
Syaddad bin Aad[1]
adalah keturunan dari anak seorang raja bernama Aad yang memimpikan surga
berada di dunia. Ia berusaha membangun sebuah kota Irom (surga yang dimaksud)
dengan beribu-ribu pekerja dalam jangka waktu 300 tahun. Didalamnya terdapat
pohon-pohon dan aliran sungai yang dilapisi dengan emas dan perak.
Awal mula kisah; siapa Syaddad bin Ad?
Diceritakan bahwanya ada seorang
raja yang bernama Aad. Ia memiliki dua orang anak yang bernama Syaddad dan
Syaddid. Setelah Raja Aad meninggal, keduanya memimpin kerajaan di dunia dengan
kejam. Diceritakan pula bahwa penduduk Aad (di mana kaum Hud dinisbatkan
padanya) adalah kaum penyembah bulan dan ia (Syaddad bin Aad) termasuk orang
yang diberikan panjang umur mencapai 1200 tahun, ia menikahi kurang lebih 1000
perempuan dan ia adalah penguasa dunia pertama setelah Nuh as[2].
Sepeninggalnya, kerajaannya diserahkan kepada putra sulungnya bernama Syadid
bin Ad yang berkuasa selama 580 tahun. Kemudian digantikan oleh saudara Syaddad
bin Ad, ia menguasai dunia dengan kekuatan dan keangkuhannya. Syaddad bin Ad
inilah orang yang membangun Irama Dzatil Imad[3].
Setelah saudaranya Syaddid meninggal,
Syaddad adalah satu-satunya raja yang menguasai kerajaan di dunia. Ketika
membaca kitab-kitab yang terdahulu dan membaca sifat-sifat surga yang ada dalam
kitab itu, ia berkata: "Aku akan membangun surga diatas bumi ini."
Kemudian ia bermusyawarah bersama
dengan para raja bawahan yang lain seraya berkata: "Aku ingin membangun
surga sebagaimana surga yang telah di gambarkan oleh Allah didalam kitab-Nya."
Para raja berkata: "Itu
terserah padamu, dunia seluruhnya dalam kekuasaanmu."[4]
Setelah bermusyawarah, ia
memerintahkan para raja untuk mengumpulkan emas dan perak mulia dari Timur
sampai Barat, mengumpulkan orang-orang, serta memilih 300 laki-laki dari mereka
dan setiap orang memimpin 1000 orang laki-laki.
Baca juga: Kisah kaum Aad bagian pertama
Inspirasi dari Taman Surga
Diriwayatkan bahwa Syaddad bin Ad
adalah termasuk seorang yang senang membaca kitab-kitab suci yang diturunkan
kepada para nabi. Setiap kali ia membaca tentang cerita taman surga, terbesit
di hatinya untuk membangun taman sebagai replika dari taman surga. Ia kemudian
memerintahkan para menterinya yang berjumah 1000 orang bersama dengan para
arsitektur dan pekerja untuk mencari tanah yang luas, banyak sumber airnya dan
sejuk suasanya. Akhirnya ditemukan tanah Adan, sekitar Yaman. Para pekerja dan
arsitek lalu membuat pondasi persegi empat dengan lebar serta luasnya kira-kira
sepuluh farsakh yang berhiaskan warna-warni batu pualam. Syaddad kemudian
memerintahkan para menteri untuk mengumpulkan seluruh emas, perak dan
macam-macam perhiasan lain yang dimiliki oleh orang-orang sedunia[5]
termasuk minyak Misik dan Anbar -pada waktu itu Syaddad adalah penguasa
kerajaan dunia- sampai pada akhirnya di dunia tidak ada seorang pun yang
memiliki emas dan perak. Para penduduk beralih menggunakan kulit yang
berstempelkan nama raja sebagai alat perdagangan sebagai ganti dari emas dan
perak.
Mendengar berita tersebut,
Syaddad memerintahkan kepada para menteri dan pejabatnya yang lain untuk
memasang babut permadani, menata wadah-wadah makanan, minuman dan lainnya. Hal
itu diselesaikan dalam jangka waktu 10 tahun.
Mereka semua berkeliling selama
10 tahun untuk mencari bumi indah yang didalamnya terdapat pohon-pohon dan
sungai-sungai. Setelah menemukannya, mereka memulai membangun sebuah surga
seluas 40 farsakh (kurang lebih 300.000 meter persegi). Bangunan tersebut
terbuat dari bata yang bahannya dari emas dan perak. Setelah bangunan tersebut
selesai, mereka mengalirkan sungai-sungai dan menanam pohon-pohon yang
batangnya terbuat dari perak dan rantingnya dari emas.
Di samping itu, mereka juga
membangun rumah-rumah yang terbuat dari mutiara merah, yaqut (jenis batu
mulia), dan kristal putih, menggantungkan mutiara dan yaqut diatas
ranting-ranting pohon, menaburkan minyak misik dan anbar diantara sungai dan
pepohonan.
Pembangunan tersebut diselesaikan
selama 300 tahun. Setelah semuanya selesai, mereka mengirim utusan kepada
Syaddad untuk memberitahukan bahwa surga yang diinginkannya telah selesai
dibangun.
Setelah semuanya selesai, Syaddad
naik kendaraan bersama dengan para istrinya, dan para menterinya juga bersama dengan
istri-istrinya serta para pengawalnya yang kesemuanya naik kendaraan yang
bertempat duduk terdiri dari emas.
Ketika Syaddad dan semua
pengawalnya sudah sampai didepan pintu kota Irom (surga yang dibangun),
tiba-tiba datanglah Malaikat Jibril utusan Allah untuk menemui Syaddad.
Malaikat Jibril berkata: "Wahai Syaddad! Jika engkau mengakui Allah
sebagai Tuhan Maha Tunggal, maka aku perkenankan kau masuk. Jika tidak, maka
akan aku cabut nyawamu sekarang juga."
Mendengar kata-kata itu Syaddad
sangat marah dan bertambah-tambah kekufuran dan kedurhakaannya. Oleh karenanya,
malaikat Jibril kemudian menggertak sehingga Syaddad dan semua pengikutnya mati
tanpa terkecuali, begitu pula surga yang telah dibangun pun juga ikut binasa.
Selanjutnya para pekerja
mendirikan tembok setinggi 500 dzira’ yang terbuat dari emas dan perak yang
bercampurkan Misik, di dalamnya dibangun 1000 kamar dari emas dan perak yang
berada di atas pondasi-pondasi dari Zabarjad dan Yaqut yang berhiaskan
pepohonan dari emas dan perak. Para pekerja dan arsitek kemudian menghiasi
kamar-kamar dengan perhiasan yang indah yang belum pernah ada sebelumnya. Di
bawah kamar dialiri sungai-sungai dengan bebukitan Misik dan Za’faran di
sampingnya. Proses pembangunan ini memakan waktu selama 300 tahun. Setelah
semuanya selesai, Syaddad memerintahkan para menteri untuk memindahkan
permadani terindah dan perabot-perabot terbaik ke dalam kota baru tersebut.
Pemindahan ini menghabiskan waktu selama 20 tahun. Diriwayatkan usia Syaddad
bin Ad mencapai sembilan ratus tahun.
Setelah semua proses pembangunan
dan penghiasaan kota selesai, Syaddad kemudian menaiki tandu yang berhiaskan
emas, perak, intan dan Yaqut dengan arak-arakan besar menuju ke kota impiannya.
Ketika rombongan mendekati kota, Allah SWT menghendaki malaikat untuk menghancurkan
mereka. Dengan sekali teriakan semua anggota rombongan mati tanpa seorangpun
yang tersisa, hingga pada akhirnya tiada seorangpun yang memasuki kota surga
tersebut dan sampai saat ini kota itu masih ada dalam rahasia Allah[6].
Tentang Irama Dzaatil Imad
Iram adalah kota megah yang
dibangun oleh pemimpin Kaum Ad saat itu (Syaddad bin Ad) dan dijadikan sebagai
ibu kota dari tempat domisili mereka. Menurut riwayat dari Al-Quradli (pendapat
lain adalah Al-Qurthubi) dan Muhammad bin Ka’ab, Iram sekarang adalah Kota
Iskandariyah. Menurut riwayat lain dari Al-Maqbari dan Said bin Musayyib
mengatakan Iram adalah Kota Damsyiq (Damaskus). Adapun riwayat yang paling
unggul, Iram adalah kota yang berada dekat Aadan atau berada di antara daerah
Shan’a dan Hadramaut Yaman (tepatnya daerah Ahqaf yang berada di sebelah utara
Hadramaut, sebelah utara Ahqaf berbatasan dengan ar-Rab’u al Khali, sebelah
timur berbatasan dengan Oman).
Firman Allah:
أَلَمۡ تَرَ كَيۡفَ فَعَلَ رَبُّكَ بِعَادٍ ٦ إِرَمَ
ذَاتِ ٱلۡعِمَادِ ٧ ٱلَّتِي لَمۡ يُخۡلَقۡ
مِثۡلُهَا فِي ٱلۡبِلَٰدِ ٨
6. Apakah kamu tidak memperhatikan
bagaimana Tuhanmu berbuat terhadap kaum ´Aad
7. (yaitu) penduduk Iram yang mempunyai
bangunan-bangunan yang tinggi
8. yang belum pernah dibangun (suatu kota)
seperti itu, di negeri-negeri lain (QS. Al Fajr 6-8)
Ibnu Abi Hatim berkata, Ayahku
bercerita kepadaku dari Abu Shalih sekretarisnya Abu Laits dari Muawiyah bin
Shalih dari seorang perawi yang bersumber dari Miqdam dari Nabi SAW,
sesungguhnya beliau menuturkan Irama Dzatil Imad, kemudian beliau berkata: Di
antara mereka terdapat seorang laki-laki mendatangi batu besar yang sanggup ia
pikul lalu melemparkannya kepada orang hidup yang menyebabkan kematian mereka.
Kemudian Ibnu Abi Hatim
melanjutkan, bercerita kepada kami Ali bin Al Husain dari Abu Thahir dari Anas
bin Iyad dari Tsaur bin Zaid ad-Daili, ia berkata: Aku membaca kitab – lalu ia
menyebutkan namanya (dan didalamnya tertulis)- “Aku adalah Syaddad bin Ad, aku
adalah orang yang mendirikan Imad, aku yang memperkuatnya dengan dzira’ku
sekali pandang, aku yang memendam harta tambang sedalam tujuh dzira yang tidak
akan bisa dikeluarkan kecuali oleh umatnya Muhammad SAW[7].
Dimasuki Seorang Muslim
Wahab bin Munabbih meriwayatkan
dari Abdullah bin Qilabah, ia pernah keluar kota mencari untanya yang melarikan
diri. Sesampainya ia di padang Aadan, ia melihat kota di balik sebuah tembok
yang disampingnya terdapat banyak istana dengan keindahan sama persis dengan
keterangan di atas. Sesampainya di Yaman, ia menceritakan apa yang pernah ia
lihat. Kabar ini tersiar dan terdengar oleh Muawiyah, khalifah saat itu.
Kemudian Muawiyah memanggil Abdullah bin Qilabah dan mengajaknya ke tempat
Ka’bul Akhbar, ia bercerita: Pada masamu akan ada seorang lelaki muslim akan
memasukinya, ia berkulit merah, berambut blonde (merah kekuning-kuningan),
bertubuh pendek, di atas alisnya terdapat tahi lalat, begitu pula di atas
punggungnya, ia keluar untk mencari untanya yang hilang. Kemudian Ka’bul Akhbar
menoleh dan melihat Abdullah bin Qilabah, ia kemudian berkata: laki-laki ini,
demi Allah, dia adalah orang itu[8].
Pesan dari kisah Syaddad bin Aad
"Aku adalah Syaddad bin 'Aad, aku hidup 1000 tahun, aku mengalahkan musuh dalam peperangan 1000 kali, aku menikahi 1000 gadis, aku mempunyai 1000 anak laki-laki, dan aku telah membangun kota Irom yang mempunyai tiang-tiang kokoh."
"Ketika aku akan mati, aku berusaha untuk menghindari kematian dengan usaha yang maksimal. Aku mengumpulkan beberapa dokter dari seluruh bumi wilayah kekuasaanku agar dapat mencegah kematianku. Ternyata semua dokter itu tidak mampu mencegahnya. Oleh karena itu, barang siapa yang melihatku, janganlah tertipu dengan dunia."
"Wahai manusia, anggaplah dunia itu remeh dan hina bagimu, karena kamu sekalian tidak akan mampu memiliki kekayaan yang lebih banyak daripada yang aku miliki, tidak akan mampu memiliki usia yang lebih panjang daripada usiaku, tidak akan mampu mengumpulkan sesuatu yang lebih banyak daripada yang aku kumpulkan, dan tidak akan mempunyai anak yang lebih banyak daripada anak-anakku."
"Ingatlah...! Bahwa sesungguhnya dunia itu adalah penipu, pembunuh, dan pembuat permainan pada orang-orang yang memilikinya."
REFERENSI
Buku 101 Cerita, Judul: Surga
Dunia yang Dibinasakan (Syaddad bin Aad)
Kisah Penciptaan dan Tokoh-tokoh
Sepanjang Zaman; diterjemahkan oleh Abdul Halim, Bandung: Pustaka Hidayah, Cet.
I, Oktober 2002
http://www.arifsetiawan.info/2016/04/surga-dunia-yang-dibinasakan-syaddad-bin-ad.html
http://majalahlangitan.com/iram-surga-dunia-yang-hilang/
https://sainstory.wordpress.com/2011/08/27/kisah-sepanjang-zaman-bag-7-syadad-bin-%E2%80%98ad/
[3] Umdatul Qari [23]: 162
[4] Tidak ada raja yang menguasai dunia kecuali 4 orang; 2
orang mu'min dan 2 orang kafir. Dua orang yang mu'min yaitu: Raja Sulaiman bin
Daud dan Raja Dzulqarnain. Sedangkan dua orang yang kafir itu: Raja Syaddad bin
Aad dan Namrud bin Kan'an
[5] Para raja bawahan dan balatentara yang diperintah
Syaddad mendapatkan emas dan perak dengan cara yang dzalim. Semua emas dan
perak telah habis dirampas oleh mereka, tinggal dua dirham yang berada di leher
anak yatim dan mereka pun merampasnya. Anak tersebut mengangkat wajahnya ke
langit seraya berdo'a: "Wahai Tuhanku, Engkau mengerti dengan apa yang
telah diperbuat oleh orang-orang dzalim ini terhadap hamba dan umat-Mu.
Tolonglah aku, wahai Dzat yang banyak memberikan pertolongan kepada orang-orang
yang minta tolong." Dan malaikat langit mengamini do'anya. Karena itu
Allah mengutus Malaikat Jibril datang menemui Syaddad langsung dan akhirnya
menggertak sehingga Syaddad dan semua pengawalnya mati dan surga yang dibuatnya
pun juga hancur.
No comments:
Post a Comment
Silahkan berkomentar menggunakan bahasa yang baik dan sopan. Terimakasih sudah berkunjung.