Latest News

Tafsir Al-Baqoroh 142-145

Selamat pagi, Shobahal Khoir para pembaca yang budiman. Kali ini saya hendak posting tentang Tafsir Al-Baqoroh 142-145 yang didapat dari pengajian shubuh tadi di Holis, Bandung. Langsung saja materi ya.
-
Naluri Muhammad Shollallohu 'alaihi wasallam yang dinaungi wahyu, senantiasa menginginkan perbedaan dalam berbagai hal dengan ahli kitab.
-
Ketika Allah memerintahkan ummat Islam lewat Rosul untuk mengganti qiblat ke Baitul Maqdis (Palestina), hati Rosul sebetulnya tidak menerima. Namun karena itu perintah Allah, maka Rosul pun mengikuti perintah-Nya. Untuk apa? Allah ingin menguji ummatnya, apakah akan terus beriman atau malah akan berpaling dan kembali ke jalan kekafiran. (2:143).
-
Hakikatnya, kepunyaan Allah lah timur dan barat, utara dan selatan, terlebih seluruh alam semesta ini beserta isinya. Allah sangat berhak mengatur kemana umat Islam menghadap, karena kemanapun arahnya, Allah ada untuk kita. (2:142). Dan umat Islam saat itu tidak terpengaruh dengan pemindahan qiblat.
-
Namun karena naluri wahyu tadi, Rosul memiliki perasaan manusiawi - yang tidak menerima qiblat diarahkan ke tempat yg sama dengan ahli kitab - menjadikan Rosul sering berbolak balik pandangan (taqolluba wajhika, 2:144) dan terus memohon dikembalikan qiblat ke baitu Ibroohim (baitulloh, Makkah), dan Allah mengabulkan kembali keinginan Rosul tadi (2:144).
-
Hingga pada saat ini, qiblat umat Islam tetap menuju baitulloh, dan ahli kitab (yahudi) ke baitul maqdis. Keduanya tidak akan merubah arah qiblat sampai kapanpun (2:145).
-
Maka barangsiapa yang memalingkan qiblat ke arah lain setelah turunnya ilmu (wahyu/dalil) kepadanya, sedang ia tidak melaksanakan perintah itu, maka ia termasuk orang yg dzolim terhadap ilmu dan keislamannya.
-
Pelajaran yg bisa kita ambil adalah:
1. Setiap muslim harus mencontoh Rosul yang tidak senang sama/mirip dengan kebiasaan kafir. Dalam hal qiblat contohnya. Rosul tahu bahwa kaum Yahudi sembahyang disana, tepatnya di tembok ratapan (area baitul maqdis).
-
Contoh lain adalah bahwa Rosul pula tidak senang ketika tahu ahli kitab melalukan thowaf disiang hari, maka Rosul pernah menggantinya di waktu shubuh.
Ketika sholat, Rosul pernah menyuruh sahabat membuka sandalnya, karena beliau tahu ahli kitab beribadah menggunakan sandalnya. Dan banyak contoh lainnya.
-
Intinya, umat Islam jangan berfikiran dan berkeinginan sama dengan kafir. Karena Rosul tidak pernah mau sama dengan mereka. Ingat suatu hadits:  "man tasyabbaha biqoumin faHuwa minHum".
-
2. Umat Islam sepenuhnya harus tunduk dan patuh terhadap sesuatu perintah/larangan yang bahkan tidak disenangi oleh pikiran (nafsu) manusia. Ketika Qiblat dipindahkan, rosul tidak senang karena memiliki kesamaan dengan ahli kitab. Namun Rosul tetap mengikuti perintah Allah dan mengesampingkan nafsunya.
-
3. Ilmu harus selalu berada diatas nafsu. Manusia bila menuruti hawa nafsunya, maka manusia bisa celaka dalam berbuat sesuatu, terutama beribadah. Banyak kasus korupsi yg terjadi, bukan karena pelakunya bodoh dari segi ilmu, tetapi hawa nafsunya menguasai ilmu dan dirinya. Inilah mengapa mencari ilmu itu wajib hukumnya, agar manusia tidak tersesat dalam mengarungi kehidupan dan menjadi orang dzalim, na'ûdzubillãhi min dzãlik. Wallohu a'lam.
-
Demikianlah Tafsir Al-Baqoroh 142-145, semoga bermanfaat untuk pembaca semua. Syukron... ;)

No comments:

Post a Comment

Silahkan berkomentar menggunakan bahasa yang baik dan sopan. Terimakasih sudah berkunjung.

Template designed by Templateism.com | Copyright © Nineteenboy Blog

Powered by Blogger.