Sebab, mengetahui keburukan adalah salah
satu cara untuk bisa menghindarinya. Seorang Sahabat Nabi, yaitu
Hudzaifah bin Yaman pernah berkata, “Dulu orang-orang bertanya
kepada Rasulullah tentang kebaikan, namun saya bertanya kepada beliau
tentang keburukan, karena saya khawatir jika terjerumus ke dalamnya.”
Jadi, siapa sajakah manusia-manusia terburuk itu, sehingga kita bisa mendidik diri kita sendiri agar tidak seperti mereka?
PERTAMA, orang yang bermuka dua.
Rasulullah bersabda, “Kalian akan
mendapati seburuk-buruk manusia adalah orang-orang yang bermuka dua. Dia
mendatangi kelompok yang ini dengan satu wajah, dan mendatangi kelompok
lainnya dengan wajah lain pula.” (Riwayat Bukhari-Muslim, dari Abu Hurairah).
Yang dimaksud “orang bermuka dua” adalah
kaum munafik. Dia tidak memiliki pendirian dan keteguhan dalam imannya.
Maka, bila berkumpul dengan kaum Muslimin, seolah-olah ia bagian dari
mereka. Namun, jika bersama-sama kaum kafir, bisa jadi ia lebih dahsyat
kekafirannya dibanding kaum kafir itu sendiri.
Padahal, Allah mengancam kaum munafik akan dimasukkan ke dasar neraka yang terdalam.
Padahal, Allah mengancam kaum munafik akan dimasukkan ke dasar neraka yang terdalam.
إِنَّ الْمُنَافِقِينَ فِي الدَّرْكِ الأَسْفَلِ مِنَ النَّارِ وَلَن تَجِدَ لَهُمْ نَصِيراً
“Sesungguhnya orang-orang munafik itu
(ditempatkan) pada tingkatan yang paling bawah dari neraka. Dan kamu
sekali-kali tidak akan mendapat seorang penolongpun bagi mereka.” [QS. an-Nisa’: 145]
KEDUA, orang yang ditakuti sesama manusia karena kejahatannya.
Suatu ketika, ada seseorang yang minta
izin untuk bertamu kepada Rasulullah. Tatkala melihatnya, beliau
berkata, “Izinkah dia masuk. Dia ini seburuk-buruk keturunan – atau:
anggota – suatu kabilah!” Tatkala dia telah masuk, ternyata Rasulullah
bersikap sangat lembut dan bahkan tertawa-tawa bersamanya. Setelah ia
pergi, ‘Aisyah bertanya, “Wahai Rasulullah, Anda telah menyatakan
apa yang Anda nyatakan tadi (tentang orang itu), lalu mengapa Anda
berbicara secara lemah lembut kepadanya?” Beliau menjawab, “Wahai
‘Aisyah, sungguh manusia yang paling buruk kedudukannya di sisi Allah
adalah seseorang yang ditinggalkan – atau: dijauhi – oleh sesamanya
semata-mata mereka takut kepada kejahatannya.” (Riwayat Bukhari-Muslim, dari ‘Aisyah).
KETIGA, orang yang tidak bisa disadarkan oleh pesan-pesan Al-Qur’an.
Rasulullah bersabda, “Di antara
manusia yang terburuk adalah seorang pendurhaka lagi kurang ajar, yang
membaca Kitab Allah namun tidak tersadarkan oleh satu pun darinya.” (Riwayat Ahmad, dengan sanad hasan).
Jadi, apakah yang bisa diharapkan dari
seseorang yang tidak mempan oleh nasihat dari Allah? Hatinya telah
terkunci mati, sehingga ia akan lebih sesat dibanding seekor hewan
ternak sekalipun.
سَاء مَثَلاً الْقَوْمُ الَّذِينَ كَذَّبُواْ بِآيَاتِنَا وَأَنفُسَهُمْ كَانُواْ يَظْلِمُونَ
“Amat buruklah perumpamaan orang-orang yang mendustakan ayat- ayat Kami dan kepada diri mereka sendirilah mereka berbuat zalim.
مَن يَهْدِ اللّهُ فَهُوَ الْمُهْتَدِي وَمَن يُضْلِلْ فَأُوْلَـئِكَ هُمُ الْخَاسِرُونَ
“Barangsiapa yang diberi petunjuk
oleh Allah, maka dialah yang mendapat petunjuk; dan barangsiapa yang
disesatkan Allah [583], maka merekalah orang-orang yang merugi.”
وَلَقَدْ ذَرَأْنَا لِجَهَنَّمَ كَثِيراً مِّنَ الْجِنِّ وَالإِنسِ لَهُمْ قُلُوبٌ لاَّ يَفْقَهُونَ بِهَا وَلَهُمْ أَعْيُنٌ لاَّ يُبْصِرُونَ بِهَا وَلَهُمْ آذَانٌ لاَّ يَسْمَعُونَ بِهَا أُوْلَـئِكَ كَالأَنْعَامِ بَلْ هُمْ أَضَلُّ أُوْلَـئِكَ هُمُ الْغَافِلُون
“Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk
(isi neraka Jahannam) kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai
hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan
mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat
(tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi)
tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi.
Mereka itulah orang-orang yang lalai. Kedatangan azab Allah kepada
orang-orang yang mendustakan ayat- ayat-Nya dengan cara istidraj.” [QS. al-A’raf: 177-179]
أَمْ تَحْسَبُ أَنَّ أَكْثَرَهُمْ يَسْمَعُونَ أَوْ يَعْقِلُونَ إِنْ هُمْ إِلَّا كَالْأَنْعَامِ بَلْ هُمْ أَضَلُّ سَبِيلاً
“Atau apakah kamu mengira bahwa kebanyakan mereka itu mendengar atau memahami. Mereka itu tidak lain, hanyalah seperti binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat jalannya (dari binatang ternak itu).” [QS: al-Furqan:44]
KEEMPAT, orang yang mengalami Hari Kiamat dan menjadikan kuburan sebagai masjid.
Rasulullah bersabda, “Di antara manusia terburuk adalah mereka yang mendapati Hari Kiamat dan orang-orang yang menjadikan kuburan sebagai masjid.” (Riwayat Ibnu Hibban. Isnad-nya hasan).
Hadits ini berhubungan dengan pernyataan
beliau lainnya, bahwa Hari Kiamat tidak akan terjadi kecuali jika sudah
tidak ada seorang pun yang menyeru nama Allah di muka bumi. Tentu saja,
zaman di mana nama Allah tidak lagi dikenal pastilah merupakan zaman
terburuk, dan berisi manusia-manusia terburuk. Adapun menjadikan kuburan
sebagai masjid, maka cukup banyak hadits lain yang melarangnya, di
antaranya karena hal itu meniru-niru atau menyamai perbuatan kaum Yahudi
dan Kristen.
KELIMA, orang yang merusak akhiratnya demi meraih dunia milik orang lain.
Rasulullah bersabda, “Di antara orang
yang paling buruk kedudukannya pada Hari Kiamat adalah seseorang hamba
yang menghancurkan akhiratnya demi merebut dunia milik orang lain.” (Riwayat Ibnu Majah. Menurut al-Bushiri: sanad-nya hasan).
Yang dimaksud adalah orang yang membunuh
sesamanya demi merampok hartanya, sehingga karena ambisi dunia itulah
dia merebut hak milik orang lain dan menghancurkan akhiratnya sendiri.
Atau, dia bersedia membantu orang zhalim demi meraih iming-iming
duniawi, sehingga agamanya pun hancur.
KEENAM, orang yang panjang umurnya, tapi jelek amal perbuatannya.
Abu Bakrah bercerita, bahwa suatu kali seseorang bertanya kepada Rasulullah, “Orang
seperti apakah yang paling baik?” Beliau menjawab, “Orang yang panjang
umurnya dan baik amalnya.” Dia bertanya lagi, “Lalu, orang seperti apa
yang paling buruk?” Beliau menjawab, “Orang yang panjang umurnya, tapi
jelek amal perbuatannya.” (Riwayat Tirmidzi. Hadits shahih li ghairihi).
KETUJUH, orang yang tidak bisa diharapkan kebaikannya dan justru tidak bisa dirasa aman dari keburukannya.
Abu Hurairah bercerita, bahwa suatu kali Rasulullah berdiri di dekat beberapa orang yang duduk-duduk, lalu bertanya, “Maukah
kalian aku beritahu siapa orang terbaik dibandingkan orang terburuk di
antara kalian?” Mereka pun terdiam (tidak menjawab). Beliau mengulangi
pertanyaannya tiga kali, lalu ada seseorang yang menjawab, “Mau, wahai
Rasulullah. Beritahu kami siapa orang terbaik dibanding orang terburuk
di antara kami.” Beliau bersabda, “Yang terbaik di antara kalian adalah
orang yang bisa diharapkan kebaikannya dan dirasa aman dari
keburukannya. Sedangkan orang terburuk di antara kalian adalah orang
yang tidak bisa diharapkan kebaikannya dan justru tidak bisa dirasa aman
dari keburukannya.” (Riwayat Tirmidzi. Hadits hasan-shahih).
No comments:
Post a Comment
Silahkan berkomentar menggunakan bahasa yang baik dan sopan. Terimakasih sudah berkunjung.