Oleh M. Rasyid Ridlo
“Tiup
lilinnya, tiup lilinnya, tiup lilinnya sekarang juga, sekarang juga…..”
Gw rasa, bodoh ni orang, udah beli lilin, dinyalain, terus langsung ditiup dan dibuang, ngapain coba?? Entah darimana asalnya rutinitas itu, yang jelas perbuatan tadi dilakukan ketika ulang tahun.
Gw rasa, bodoh ni orang, udah beli lilin, dinyalain, terus langsung ditiup dan dibuang, ngapain coba?? Entah darimana asalnya rutinitas itu, yang jelas perbuatan tadi dilakukan ketika ulang tahun.
Mmm.. Muncul
pikiran aneh kedua, ulang tahun, tahun bisa diulang gitu? Ini maksudnya apa??
Jangankan tahun, bahkan detik pun takkan pernah bisa diulang. Setuju?? Lantas
kita sudah terbiasa dengan istilah tersebut, tanpa ada tindakan kritis,
seakan-akan bener ajah. Fiuuhh…
Banyak lah
orang-orang disekitar kita faham benar mengenai hal ini, kapan dan bagaimana
ritualnya, yang jelas tak ada yang tak tahu. Bahkan adik sendiri-berumur 8
tahun- udah tahu ulang tahun itu tiup lilin.
Setahu diri,
kalo ulang tahun ini awal mulanya dilakukan oleh Raja Namrudz (pemimpin Mesopotamia
– sekarang Iraq – pada masa Nabi Ibrahim A.S. sekitar tahun 2275 SM- 1943 SM),
ketika itu ia (Namrudz) ingin menikahi ibunya sendiri, seperti cerita Dayang
Sumbi dan Sangkuriang. Dan berhasillah Namrudz menikahi ibunya pada tanggal
sekian, lalu setahun demikian ia merayakan keberhasilan itu dengan mengundang
seluruh masyarakat datang ke kerajaannya…
Sejarah
lain, bahwa ulang tahun atau yang biasa disebut milad dalam bahasa arab pertama
kali dimulai di Eropa. Perayaan ultah pada waktu itu dimaksudkan untuk mengusir
roh-roh jahat yang akan datang pada orang yang berulang tahun dan para tamu
undangan seperti teman atau keluarga berdoa untuk mengusir roh jahat tersebut.
Banyak
simbol-simbol yang diasosiasikan atau dihubungkan dengan ulang tahun sejak
ratusan tahun lalu contohnya kue.
Salah satu
cerita mengatakan, dahulu bangsa Yunani menggunakan kue untuk persembahan ke
kuil dewi bulan, Artemis. Mereka menggunakan kue berbentuk bulat yang
merepresentasikan bulan purnama. Simbol
lain yang selalu menyertai kue ulang tahun adalah penggunaan lilin ulang tahun
di atas kue.
Orang Yunani
yang mempersembahkan kue mereka ke dewi Artemis juga meletakan lilin-lilin di
atasnya karena membuat kue tersebut terlihat terang menyala sepeti bulan.
Beberapa orang mengatakan bahwa lilin diletakan dengan alasan keagamaan/religi.
Beberapa orang jerman meletakan lilin besar di tengah-tengah kue mereka untuk
menandakan “Terangnya Kehidupan”. Yang lainnya percaya bahwa asap dari lilin
tersebut akan membawa pengharapan mereka ke surga.
Ada juga
mitos yang mengatakan bahwa ketika kita memakan kata-kata yang ada di atas kue,
kata-kata tersebut akan menjadi kenyataan. Jadi dengan memakan “Happy Birthday”
akan membawa kebahagiaan dan dengan meniup lilin-lilin yang ada diatas kue
dalam satu tiupan dipercaya akan membawa nasib baik.
Tanggal 25
Desember, siapa yang tahu ada apa di tanggal itu?? Yup, Kelahiran Yesus. Umat
kristiani pun merayakan ulang tahun dewa-nya, tuhannya, atau apa lah, yang
jelas menurut sejarah pun tak ada yang tahu pasti mengenai kelahiran Yesus
tersebut, tapi dasar “sok tahu” nya mereka, beranggapan tanggal 25 Desember lah
lahirnya Yesus.
Nah, tahu
juga kalian apa itu Maulid? Biasanya dikaitkan dengan Muhammad S.A.W. Yang
pertama kali mengadakan maulid ketika Rasulullah masih hidup adalah paman
beliau yang bernama Abu Lahab. Waktu itu Abu Lahab adalah orang musyrik
penyembah berhala. Abu Lahab juga merupakan orang yang diancam akan mendapatkan
siksa, sebagaimana tertera dalam surat Al lahab.
Dan anehnya,
dalil yang menunjukkan kalau Abu Lahab ini merayakan maulid nabi ini dijadikan
dasar oleh orang-orang yang gemar melakukan ritual maulid nabi ini.
Cukup saya rasa mengenai sejarah tadi, sekarang saya ingin menanyakan beberapa pertanyaan mengenai contoh siapa yang harus kita anut untuk ber-maulid atau ulang tahun.
Yang pertama
apakah beliau (Muhammad S.A.W.) pernah merayakan ulang tahunnya? atau ulang tahun
bapaknya, ibunya, atau anaknya?
Yang kedua,
para Sahabat, orang yang paling mencintai Rasulullah. Apakah ada sahabat yang
pernah mengadakan ulang tahun??
Yang ketiga,
Para Thabi’in, yang terdekat dengan shabat, apakah ada thabiin yang pernah mengadakan
ulang tahun??
Yang keempat,
Para Thabiut thabi’in, apakah mereka juga ada yang pernah mengadakan ulang
tahun??
Yang kelima,
Imam yang empat, apakah mereka ada yang pernah mengadakan ulang tahun??
Yang ke
enam, para Ulama, seperti Imam Bukhari, Muslim, dan ulama-ulama lainnya, sangat
banyak sekali, apakah mereka ada yang pernah mengadakan ulang tahun??
Jadi siapa
dan apa referensi bagi pelaksana perayaan maulid tadi?? Masa orang kafir
semua?? Kan jelas sabda Nabi, “man tasyaabaha biqoumin, fahuwa minhum”.
(Bukhori, Muslim). Siapa saja yang meniru suatu kaum (golongan), maka ia
termasuk golongan tersebut.
Aneh memang,
kalo sudah tahu, atau diberitahu, masih saja melakukannya, tidak merasa dosa
kah kalian? Hadoohh,,, Qaidah ushul fiqh pun menyatakan,
ما يتمّ به الواجب, فهو واجب
Apa saja (perkara)
yang menyempurnakan suatu kewajiban, maka wajib (pula perkara) tersebut.
Begitu pun
sebaliknya, kalo satu perbuatan haram, maka apapun yang mendukung terlaksananya
perkara tadi, ikut haram.
Contoh, babi
itu haram, maka pedagang babi, pabrik pengolahan daging babi, orang yang
bekerja di pabrik babi, sampai pengkonsumsi babi tadi, haram pula…
BILA ulang
tahun dikatakan haram (mengacu pada kaidah pertama, yang menyerupai…..),
maka membeli kue, lilin, menyediakan uang untuk membuat pesta, ongkos
menghadiri, bahkan MENGUCAPKAN HAPPY BIRTHDAY pun menjadi haram. Jangan
beranggapan dengan digantinya bahasa, akan berubah jadi halal. Asalnya happy
birthday, jadi “mabruk fi umrik”. Sama saja lah….
So, masih maukah
bilang “MABRUK FI UMRIK” lagi???
Kritik dan
saran saya tunggu.
Referensi
tambahan :
No comments:
Post a Comment
Silahkan berkomentar menggunakan bahasa yang baik dan sopan. Terimakasih sudah berkunjung.