Bismillahirrahmanirrahiem. Ketika mendengar kata yang sangat tidak asing lagi ditelinga kita, adalah “Sahabat” dan “Kekasih”. Memang, dua kata ini sangat familiar sekali di telinga kita. Satu kondisi kita tidak dapat membedakan antara keduanya, pada kondisi lain itu sangat dipertentangkan. Perbedaan pandanganlah yang menjadikan hal itu terjadi.
Ketika kita menemukan seseorang yang kita sangat menarik hati, itu dapat kita katakan cinta. Walaupun dalam kesempatan sebenarnya hanyalah sebuah kagum atau takjub semata. Tak dapat dipungkiri lagi, bahwa jika condongnya hati pada satu hal, itu dikatakan dengan cinta. Berbeda halnya dengan sahabat. Sahabat adalah sebuah konklusi dari percintaan yang tidak bisa dimiliki secara fisik. Artinya jika seseorang yang kita cintai, tapi tak mungkin untuk dimiliki, maka kondisi seperti itu dikatakan dengan sahabat yang dinamai “ikatan persahabatan”.
Memang. Kedua hal ini secara eksplisit sangatlah bertentangan. Tetapi jika dirunut ulang, bahwa letak perbedaan diantara keduanya hanyalah satu. Kepemilikan saja. Dan ada sebenarnya hal-hal yang membedakan keduanya, namun itu sangatlah ringan dan tidak terlalu dipermasalahkan. Seperti masalah status, posisi, dll.
Memang. Kedua hal ini secara eksplisit sangatlah bertentangan. Tetapi jika dirunut ulang, bahwa letak perbedaan diantara keduanya hanyalah satu. Kepemilikan saja. Dan ada sebenarnya hal-hal yang membedakan keduanya, namun itu sangatlah ringan dan tidak terlalu dipermasalahkan. Seperti masalah status, posisi, dll.
Ada satu ungkapan yang menyangkut dengan permasalahan ini :
“Orang yang sedang mencinta kadang tidak adil. Disaat kekasih kita marah, kita mati-matian meminta maaf padanya. Tapi apa yang terjadi , jika Allah yang sedang marah?? Apakah kita menghabiskan berhari-hari untuk meminta maaf pada-Nya??”
“Disaat kekasih kita menyuruh untuk datang kerumahnya, maka kita dengan senang hati untuk menyanggupinya. Tapi apa yang terjadi, jika Allah yang mengundang kita dengan seruan Adzan untuk ke rumah-Nya?? Seberapa besar persiapan kita untuk menyanggupinya??? Sudahkah kita mendatangi rumah-Nya dengan senang hati pula?? Masihkah karena keterpaksaan??”
“Disaat kekasih kita memutuskan hubungan dengan kita, kita sedih apabila hal itu terjadi. Tapi apa kalian akan sedih pula, jika Allah memutuskan hubungan kita sebagai khaliq dan makhluqnya?? Na’udzu billahi min dzaalik.”
Masya Allah. Kadang posisi cinta sering disalahfungsikan oleh manusia yang menodai nilai cinta sebenarnya. Manusia memang memiliki sifat naluriah sebagai mahluk dinamis yang tidak tahan dengan stagnasi. Manusia senantiasa berubah dari satu jaman ke jaman yang lain yang lebih menguntungkan baginya.
Begitupun dalam mengartikan dan mengaplikasikan nilai cinta yang dikandungnya. Kadang manusia hanya salah persepsi karena kebingungan, tujuan dia melakukan hal ini apa.
Sahabat??? Dalam menuntaskan seluruh agenda hidup setiap manusia, tidak salah jika manusia wajib memiliki seorang sahabat yang selalu ada disampingnya, selalu mengakui keberadaannya dan selalu menyokongnya dalam setiap gerak langkah yang ia pijak.
Sahabat memang diartikan seperti itu. Tak ayal diasumsikan bahwa mencari seorang sahabat itu sulit dan harus bersabar dalam menemukannya. Karena sahabat itu tidak didapatkan instan seperti cabe rawit, tapi seperti berbuahnya pepaya yang mengalami proses pembuahan yang sangat panjang.
Mengenai sahabat, ada ungkapan seperti ini :
Teman memberimu senyuman, tetapi sahabat memberimu kebahagiaan.
Teman memberimu seutas tali untuk digenggam, tetapi sahabat memberimu setumpuk tambang untuk dimiliki.
Teman datang disaat kita bahagia, tetapi sahabat selalu siap dengan derita kita.
Teman hanya mengerti kesenagan kita, tetapi sahabat meyakini kesedihan kita sebagai kesedihannya juga.
Teman akan menceritakan segala hal tentang kita pada orang lain, tetapi sahabat selalu menjaga rahasia kita yang tidak pantas untuk diceritakan pada orang lain.
Terdapat perbedaan yang sangat signifikan sekali diantara keduanya. Bahwa manusia dilahirkan memang hidup bersama, tetapi intensitas transparansi yang berbeda diantara keduanya yang membedakan. Maka dengan itu, perbanyaklah dalam berteman dan perkuatlah kalian dalam persahabatan. Bahwa sahabat itu tidak pernah habis masa aktifnya, dan tidak mempunyai masa tenggang. Berbeda dengan teman, bahwa teman bisa habis masa aktifnya, dan berbalik menjadi musuh, maka masa tenggangnya pun akan lenyap, kecuali jika diisi ulang dengan pengertian yang diberikan.
Sahabat tidaklah mengenal tenggang waktu, bahwa dia selalu ada disaat kita perlukan, dan disaat kita inginkan. Berbeda dengan kekasih. Mereka memang ada disamping kita, tapi tak selamanya bisa mengerti benar keadaan kita. Kadang dalam hubungan kasih kekasih, sering ada yang disembunyikan diantara keduanya. Aspek apapun. Dalam persahabatan, meskipun ada yang disembunyikan, salah satunya pasti ketahuan.
Kekasih. Adalah orang yang sangat kita sayangi sebagai bentuk pemeliharaan pada pasangan tersebut, kita beri’tiqad untuk saling menyayangi dan tidak menyakiti. Banyak orang yang berasumsi bahwa dengan kekasihan dapat meningkatkan pemahaman mengenai karakter dari lawan jenis, ada juga yang berpendapat bahwa dengan berkekasihan dapat meningkatkan semangat kita dalam menjalani kehidupan. Meskipun alasan ini cukup klasik dan menjadi rahasia umum, namun banyak orang yang berpendapat seperti itu.
Tentulah. Bahwa manusia tidak bisa hidup sendirian. Jika sebahagian orang berpendapat lebih banyak kekasih lebih baik, atau sahabat lebih banyak, keduanya tidak dipersalahkan. Toh kedua orang tersebut sangat berarti dalam hidupnya. Mendampingi selalu kemanapun dia pergi walau terbatas dari jarak yang melintas. Sahabat dan Kekasih memang terdapat persamaan dan perbedaan.
Persamaannya adalah sama-sama pendamping gerak langkah kita. Selalu berusaha untuk selalu bersama dengan kita. Perbedaannya adalah jika sahabat tidak dapat kita miliki sepenuhnya melalui ikatan pernikahan kecuali jodoh, tetapi kekasih ada kemungkinan dapat kita miliki sepenuhnya. Perbedaan dan persamaan ini sifatnya relative, tergantung perspektif masing-masing individu dalam mengartikan semua.
Mengingat posisi ini, ada lirik lagu yang berkaitan dengan ini :
Satu kata yang sulit terucap, hingga batinku tersiksa
Satu desar yang tak bisa musnahkan, persahabatan berubah jadi cinta
Tak bisa hatiku menafikan cinta, karena cinta tersirat bukan tersurat
Meski bibir ini terus berkata tidak, mataku terus pancarkan sinarnya
Apa yang harus aku lakukan, mengapa tak kita coba tuk lakukan
Mungkin cobaan untuk persahabatan, atau semua karena takdir tuhan.
Sahabat menjadi cinta?? Bukan sesuatu yang mustahil. Disaat kondisi kita sedang kehausan kasih sayang dari orang sekitar, tak ayal hal ini diceritakan di sinema-sinema televisi Indonesia. Orang terdekat yang notabene sahabat menjadi pengisi kehidupan terbaiknya. Memang orang terbaik yang pantas mengisi hidup kita, menemani perjalanan panjang kita ini adalah orang yang paham benar mengenai kita. Kadang pacar yang lama menjalin hubungan dengan kita tidak menjamin dia mengenal kita dan paham kita benar, walaupun sahabat juga begitu. Tapi keterbukaan antara sahabat dan pacar sangatlah berbeda jauh. Banyak hal yang kita sembunyikan dari kekasih kita, demi menjaga image kita dihadapan kekasih kita. Lain halnya dengan sahabat, kita akan membuka segala kekurangan kita secara blak-blakan, tanpa ada keraguan, karena antara keduanya sudah saling percaya.
Ya….. Jika dibahas, hal ini takkan pernah habis. Selalu ada permasalah lain yang menjadikan persepsi mengenai sahabat dan kekasih ini berkembang. Bukan berarti tidak ada arti yang pas dan mengena, tetapi seiring perkembangan zaman inilah yang menjadikan arti itu berbeda.
Tiada mahluk yang sempurna. Bukan berarti manusia tidak sempurna.
Manusia adalah mahluk bergelimang dosa. Bukan berarti kita pasrah akan dosa yang diperbuat.
Manusia adalah mahluk lemah dipandangan Allah. Bukan berarti manusia lemah dipandangan orang.
Hidup ini adalah perjuangan dan pilihan. Bukan berarti perjuangan itu pahit selamanya dan pilihan itu hanya dua.
Muhammad adalah manusia yang Uswatun hasanah. Bukan berarti manusia lainnya jelek.
Ini hanyalah perbedaan persepsi diantara manusia yang berbeda pemikiran satu sama lain. Manusia adalah mahluk Allah yang selalu berkembang dan berkeinginan untuk selalu bangkit menjadi apa yang dia inginkan. Manusia adalah mahluk bergelimang dosa, tetapi Allah adalah maha penerima Taubat dan Pengampun.
Allohu Akbar.. Do the best for keep your Faith to your God.
Hebat sekali anda.. teruslah berkarya. Hehehehe
ReplyDeleteSebuah karya yang menggugah...
ReplyDelete