Menanggapi 5 bulan pasca pelantikan Jokowi sebagai presiden,
kali ini saya ingin menulis sebuah Catatan Kecil Rapor Rezim Jokowi yang
mungkin bisa bermanfaat untuk pembaca.
Rezim JOKOWI lebih parah dari ORBA terhadap ISLAM.
Jokowi merupakan sosok pemimpin yang terlahir dari peran
besar media sekuler dukungan asing. Hal ini tentunya menimbulkan sebuah momok
terhadap rakyat Indonesia yang notabene Muslim. Sebagai contoh adalah ketika ia
menjabat sebagai walikota Solo dan menggandeng wakil walikota yang berasal dari
golongan kafir bernama FX Hadi Rudyatmo. Lalu Jokowi mencalonkan menjadi
Gubernur DKI dan berhasil menyematkan status Gubernur DKI dengan meninggalkan
Solo dipimpin orang kafir untuk pertama kali.
Begitu pula nasibnya dengan DKI Jakarta, ibukota Republik
Indonesia ini juga memiliki masyarakat mayoritas Islam dan belum pernah
dipimpin oleh orang kafir sebelumnya. Namun hal ini berbeda ketika Jokowi
mencalonkan diri menjadi presiden, dan meninggalkan Jakarta dipimpin oleh
keturunan Tionghoa, yakni Basuku Tjahja Purnama atau akrab disapa Ahok.
Sungguh catatan miris terhadap Muslim Indonesia. Ketika dua
daerah berbeda yang sebelumnya tidak pernah dipimpin kafir, namun kini Jokowi
memecahkan rekor tersebut dengan “keserakahan” kekuasaannya.
Langkah keberhasilannya merebut hati rakyat memang
menggunakan cara unik dan terbilang jarang digunakan kandidat lain. Ketika
masa-masa kampanye dulu, Jokowi dan timses (tim sukses) menggembor-gemborkan
prestasi yang bersifat temporer (sementara) semata. Kita ingat pada tahun 2009
dengan mobil Esemka yang berasal dari “tangan karya modus” walikota Solo
menghipnotis Indonesia akan sosok pemimpin inspiratif yang betul-betul
mengedepankan produksi dalam negeri. Namun apa kabar Esemka saat ini? Entah
kemana kabarnya mobil tersebut yang hingga saat ini belum lagi menghiasi
pemberitaan media. Dan hebatnya lagi, sejak saat itu Jokowi mendapat gelar
walikota terbaik di dunia berdasarkan majalah New York Times. Sebuah majalah
milik Amerika yang notabene kaum sekular dan penyokong utama Jokowi untuk
tembus mencalonkan diri menjadi Gubernur DKI.
Kita juga pasti masih ingat dengan gerakan “blusukan” yang
sangat populer ketika Jokowi sibuk mencalonkan menjadi Presiden RI yang
ternyata berhasil menjadi “icon” perjuangan bagi “wong cilik” karena ia begitu
dekat dengan rakyat. Timses Jokowi ini memang cerdas dalam membuat isu publik
yang tengah dibutuhkan masyarakat. Sosok yang selama ini memang diidam-idamkan
menjadi pemimpin yang tidak hanya untuk DKI tapi seluruh Indonesia. Terbukti, dengan
gerakan ini Jokowi berhasil memenangkan Pilpres 2014 lalu.
Bahkan ketika ia menjabat menjadi presiden RI, ia tetap
menggunakan trik blusukan ini untuk menjaga image “pembela wong cilik” supaya
tidak muncul istilah “kacang lupa pada kulitnya”. Ketika duduk di kursi
presiden, Jokowi tetap bisa dekat dengan rakyat.
Setelahnya ia terpilih jadi presiden dengan menggandeng
politisi senior yang tempo lalu di pilpres 2009 “gagal” adalah Jusuf Kalla
(JK), Jokowi juga menggandeng beberapa nama dalam Kabinet Indonesia Kerja
orang-orang dari golongan kafir, mereka adalah:
- 1. Kepala staf kepresidenan, Luhut Binsar Panjaitan (Kristen Protestan)
- 2. Kepala tim ahli wakil presiden, Sofyan Wanandi (alias Liem Bian Koen – Katolik)
- 3. Sekretaris kabinet, Andi Wijayanto (Kristen Protestan)
- 4. Anggota dewan pertimbangan presiden, Rusdi Kirana (Kristen Protestan)
- 5. Kepala badan kordinasi penanaman modal, Franky Sibarani (Kristen Katolik)
Walau terbilang bukan jabatan strategis dalam pemerintahannya, namun pemasangan perwakilan kafir di kabinet ini cukup “berani” diambil oleh Jokowi.
Dari beberapa kejadian diatas, ini mengindikasikan bahwa
pemerintahan Jokowi memang benar-benar sedang menggoda sang macan untuk bangun.
Dia sedang menguji kesabaran dari mujahid muslim di berbagai pelosok daerah untuk
bertindak. Namun kami disini bukan hanya berembel-embel Muslim, kami berbicara
sebagai seorang rakyat Indonesia yang prihatin akan langkah pemerintahan yang
terkesan ngaco dan berani dengan Islam.
Baru-baru ini – di tahun anggaran tahun 2015 – pemerintah
telah resmi menyetop suplai anggaran untuk Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang
notabene sebagai lembaga swadaya masyarakat (LSM) untuk umat Islam. Posisi MUI
disini sungguh esensial karena Indonesia sebagai Negara dengan penduduk
mayoritas Islam, maka dari itu sangat penting untuk diperhatikan oleh
pemerintah. Berbeda dengan ormas lain yang memang hidup dengan anggotanya itu
sendiri. MUI ini ibarat sesepuh di pemerintahan, walau tidak tercatat secara
struktural, tapi arahan dan fatwa-fatwanya harus diperhatikan oleh pemerintahan
demi menjaga keutuhan NKRI kedepannya. Dan rezim Jokowi ini malah
memberhentikan suplai anggaran yang tentunya dana tersebut dialokasikan untuk
kemaslahatan umat Islam sebagai pemeluk agama juga sebagai penduduk Indonesia.
Kebijakan lain rezim Jokowi yang “melabrak” Islam datang
dari kementrian komunikasi dan informatika (Kemenkominfo) dengan memblokir 21
situs islam Indonesia pada tanggal 30 Maret 2015 yang sangat mengagetkan
masyarakat Indonesia. Kemenkominfo menegaskan bahwa 21 situs tersebut diduga
memiliki paham radikal dalam menyebarkan ajaran Islam, sesuai dengan permintaan
Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT). Situs-situs tersebut adalah:
- 1. Arrahmah.com
- 2. Ghur4ba.blogspot.com
- 3. Muqawamah.com
- 4. Voa-islam.com
- 5. Panjimas.com
- 6. Lasdipo.com
- 7. Hidayatullah.com
- 8. Thoriquna.com
- 9. Gemaislam.com
- 10. Dakwatuna.com
- 11. Salam-online.com
- 12. Eramuslim.com
- 13. Kafilahmujahid.com
- 14. Aqlislamiccenter.com
- 15. Daulahislam.com
- 16. An-najah.net
- 17. Kiblat.net
- 18. Shoutussalam.com
- 19. Muslimdaily.net
- 20. Dakwahmedia.com
- 21. Azzammedia.com
- 22. Indonesiasupportislamicatate.blogspot.com
Saya pribadi tak habis pikir, kok bisa-bisanya rezim Jokowi memblokir situs-situs tersebut. Dari beberapa situs diatas adalah yang sering saya kunjungi karena mengandung informasi dan berita yang bagus juga berbobot mengenai Islam. Tidak ada sama sekali artikel yang menandakan pertentangan atau radikalisme seperti yang dituduhkan BNPT. Kalau era SBY, situs-situs yang di filtering itu situs berbau pornoaksi dan pornografi, lah kok sekarang malah situs berbau Islam? “Kunaon Jok? Sieun ku Islam? Anjeun urang Islam lin?”
Anehnya lagi, mengapa situs-situs berbau liberal dan
menyesatkan – seperti ahlulbaitindonesia.com (milik Syiah), islamlib.com
(Liberalis), islamtoleran.com (Sekular) – malah tidak disentuh sama sekali. Ini
semakin membingungkan umat Islam. Namun bagi orang yang mengetahui dan paham
mengenai “siapa dibalik tangan kekuasaan Jokowi”, tentu tidak mengherankan
dengan kejadian-kejadian seperti ini. Namun bila dibiarkan, tentu saja ini akan
menjadi masalah besar yang tidak hanya akan meruntuhkan keyakinan umat Islam
dalam beribadah, juga akan merubuhkan azas dan sistem NKRI itu sendiri karena
melibatkan langsung penduduk Muslim Indonesia. Dan kalau boleh saya bilang,
rezim jokowi lebih parah dari ORBA terhadap Islam.
Saya hanya bisa berharap agar rezim Jokowi-JK bisa diberikan
hidayah oleh Allah SWT dengan betul-betul mengedepankan kepentingan Negara,
bukan kepentingan asing yang merantai kekuasaan presiden “boneka”nya. Saya
sangat cinta Indonesia. Cinta akan tanah air ini. Cinta bumi pertiwi. Cinta
segalanya tentang Indonesia. Begitu pula dengan masyarakat lain yang sangat
mencintai Indonesia ini.
Maka dari itu, tolong. Tolong pehatikan kami, bukan malah
memperhatikan mereka. Tolong jangan biarkan kebencian ini semakin menjadi-jadi
dengan tingkah laku dan kebijakan anda yang “menantang” kami, Masyarakat Muslim
Indonesia. Semoga rezim kali ini bisa menjalankan tugas dengan maksimal, bisa
menjalankan tugas sesuai dengan fungsi dan perannya. Anda tidak tertarik akan gemerlapnya
dunia, anda tidak takut akan “kungkungan” antek-antek asing, anda tidak (lagi)
tertarik akan tawaran menggiurkan dari musuh Negara. Tidak memperdulikan para
gurita ekonomi dunia yang hanya ingin kekayaan Indonesia. Semoga anda semakin
cinta Indonesia.
Itulah sebuah catatan kecil rapor rezim Jokowi dari saya.
Ditunggu komentar dari para pembaca, terimakasih.
Referensi:
1. fpi.or.id
2. wikipedia.com
3. duniamuallaf.blogspot.in
4. nasional.inilah.com
5. hukumonline.com
wah, kemana aja saya selama ini baru nemu blog temen sekelas :D
ReplyDeletenice blog. keep up the good work (y)
tentang bapak presiden Pak Jokowi, saya ngikut yang kalimat akhir aja. Hanya bisa berharap Pak Jokowi JK dapat hidayah dan semoga Indonesia selalu dilindungi ke depannya sama Gusti Allah
Hehehe.. Ia yah, kemana ajah. Thanks for coming... :)
DeleteYaahh, kalo kita terus menyalahkan masa lalu, ga ada gunanya. Mending kita menatap masa depan, betul kak baiqrosmala?