Mungkin ini tema klasik, hal yang sudah sering kita jumpai
dan bahas beberapa waktu kebelakang, yakni terorisme. Terorisme di dunia
bukanlah hal baru, namun ketika berita itu mencuat ke publik, tentu selalu
menjadi trending topic. Hal ini selalu menjadi topik hangat dan aktual sejak
kejadian 9/11 World Trade Center di NY, USA silam yang dikenal dengan
"September Kelabu".Berita jurnalistik seolah menampilkan gedung WTC
dan Pentagon sebagai korban utama penyerangan ini yang memakan korban kurang
lebih 3.000 orang.
Kejadian ini merupakan isu global yang memengaruhi kebijakan
politik seluruh negara-negara di dunia, sehingga menjadi titik tolak persepsi
untuk memerangi Terorisme sebagai musuh internasional. Pembunuhan massal
tersebut telah mempersatukan dunia melawan Terorisme Internasional[1].
Terlebih lagi dengan diikuti terjadinya Tragedi Bali, tanggal 12 Oktober 2002
yang merupakan tindakan teror, menimbulkan korban sipil terbesar di dunia[2],
yaitu menewaskan 184 orang dan melukai lebih dari 300 orang. Perang terhadap
Terorisme yang dipimpin oleh Amerika, mula-mula mendapat sambutan dari
sekutunya di Eropa. Pemerintahan Tony Blair termasuk yang pertama mengeluarkan
Anti Terrorism, Crime and Security Act, December 2001, diikuti
tindakan-tindakan dari negara-negara lain yang pada intinya adalah melakukan
perang atas tindak Terorisme di dunia, seperti Filipina dengan mengeluarkan
Anti Terrorism Bill[3].
Terorisme kian jelas menjadi momok bagi peradaban modern.
Sifat tindakan, pelaku, tujuan strategis, motivasi, hasil yang diharapkan serta
dicapai, target-target serta metode Terorisme kini semakin luas dan bervariasi.
Sehingga semakin jelas bahwa teror bukan merupakan bentuk kejahatan kekerasan
destruktif biasa, melainkan sudah merupakan kejahatan terhadap perdamaian dan
keamanan umat manusia (crimes against peace and security of mankind)[4]
dan naasnya, yang menjadi dalang penyebab semua ini selalu dikaitkan dengan
Islam.
Kalalulah kita berasumsi bahwa setiap pengeboman bunuh diri –
terorisme – itu bagian dari (interpretasi) Quran, semua pelaku terorisme itu
benar menggambarkan Islam, dan Islam bertanggungjawab atas semua pembunuhan
massal itu, maka benarlah Islam sebagai agama kekerasan dan perang. Maka saya
ingin bertanya satu hal.
"Kenapa tidak semua orang - mayoritas - Islam melakukannya? Kalaulah benar itu interpretasi (tafsir) yang quran berikan tentang Jihad, kenapa sampai saat ini, saya M. Rasyid Ridlo tidak melakukannya kepada anda?”
Dari 3 milyar populasi manusia di dunia, pemeluk Islam ada
di posisi kurang lebih 1 milyar, lalu mengapa hanya sekitar 16.000 pengeboman
di dunia[5]
(dr tahun 1900-2005) kasus saja yang terjadi?
Kalaulah benar Quran mewajibkan ummatnya memerangi kafir
dengan kekerasan, pastinya setiap waktu akan terjadi pengeboman disana disini,
termasuk dirumah anda. Kenapa itu tidak terjadi?
Statemen media massa - kaum oposisi - dewasa ini tentang
Islam sangatlah banyak menjerumuskan Islam. Padahal tidak demikian. Mereka
hanya melihat Islam dari "borok" nya saja. Tapi tidak melihat
keindahan (kebersihan) bagian tubuh yang lain.
Mereka - oposisi - tidak menganggap sekitar 99,999% umat
Islam yang sangat mencintai kedamaian dan sangat menghormati pemeluk agama selain
Islam masih hadir saat ini. Bahkan mereka tidak mengira, bahwa mungkin saja
yang mengantarkan makanan kepada mereka itu pemeluk Islam. Bisa saja supir yang
mengantarkan mereka pergi ke kantor itu orang islam. Mereka tidak tahu, bahwa
siapa pensuplai minyak terbesar yang memegang peranan penting perkembangan dan
pertumbuhan negaranya?
Media… oh media. Sungguh besar sekali pengaruhmu, naak.
Ya sudahlah, selama media massa itu dikuasai kaum kafir,
kita umat Islam akan selalu terbelakang menyebarkan data dan fakta apa yang
sebenarnya terjadi disana. Saran saya pribadi, tetaplah berlaku sebagai Muslim yang
taat akan perintah-Nya, dan selalu menjauhi larangan-Nya. Dan bagi kalian orang
yang tidak tahu mendetail tentang Islam, tunggulah saatnya hingga Allah
menunjukkan kalian bukti bahwa Islam adalah agama benar. Wallohu a’lam.
No comments:
Post a Comment
Silahkan berkomentar menggunakan bahasa yang baik dan sopan. Terimakasih sudah berkunjung.