`s9ur 4ÓyÌös? y7Ytã ßqåkuø9$# wur 3t»|Á¨Y9$# 4Ó®Lym yìÎ6®Ks? öNåktJ¯=ÏB 3 ö@è% cÎ) yèd «!$# uqèd 3yçlù;$# 3 ÈûÈõs9ur |M÷èt7¨?$# Nèduä!#uq÷dr& y÷èt/ Ï%©!$# x8uä!%y` z`ÏB ÉOù=Ïèø9$# $tB y7s9 z`ÏB «!$# `ÏB <cÍ<ur wur AÅÁtR ÇÊËÉÈ
Orang-orang
Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama
mereka. Katakanlah: "Sesungguhnya petunjuk Allah Itulah petunjuk (yang
benar)". dan Sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah
pengetahuan datang kepadamu, Maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong
bagimu. (Al-Baqoroh : [2] 120)
Beberapa tahun lalu, sempat ramai dibeberapa media
elektronik tentang pembuatan dan pemuatan gambar kartun atau karikatur Nabi
Muhammad saw oleh surat kabar harian terkemuka Denmark – Jyllands-Posten –
baca:Julands-Posten), yang kemudian dimuat pula dalam beberapa media lain,
seperti : Majalah Magzinet (Norwegia), Majalah Charlie Hebdo (Prancis), Koran
France Soir (Prancis), Die-Welt (Jerman), La Stampa (Italia), El Periodico
(Spanyol) beberapa minggu kemudian, telah memicu gelombang protes, dan
demonstrasi besar-besaran di seluruh dunia. Bahkan beberapa kantor kedutaan
besar dan konsulat Denmark dan Norwegia di beberapa negara, seperti : Libanon,
Suriah, Iran, dsb dirusak dan dibakar massa. Kartun Nabi saw merupakan pelecehan,
penghinaan dan penistaan terhadap Nabi saw yang sangat dimuliakan umat Islam.
Menurut Jihadwatch.com peristiwa ini bermula ketika
seorang penulis Denmark, Kare Bluitgen, mau menerbitkan buku yang melecehkan
Islam “Al-Qur’an dan Kehidupan Muhammad“ setebal 272 halaman, ia meminta tiga
orang seniman untuk membuat ilustrasi pada bukunya itu, yang menggambarkan ide
dan pemikirannya yang tertuang dalam buku tersebut. Tapi ketiganya menolak
dengan alasan takut dengan amarah kaum muslimin. Jyllands Posten kemudian
berinisiatif merespon keinginan Bluitgen. Harian itu mengundang 40 orang
illustrator. Hasilnya 12 gambar yang dianggap terbaik dipublikasikan pada edisi
khusus mingguan tangal 30 September 2005. Kartun tersebut juga dilampirkan pada
buku karya Kare Bluitgen yang terbit pada tanggal 24 Januari 2006.
Koran France Soir menyatakan alasan membuat kariaktur
tersebut untuk menggambarkan bahwa dogma atau ajaran keagamaan tidak memiliki
tempat di masyarakat sekuler. Di bawah tulisan “Ya, kami berhak menggambar
Tuhan” France Soir memasang gambar kartun tuhan dalam agama Budha, Yahudi,
Islam dan Kristen sedang terbang di awan. Kartun itu memperlihatkan tuhan
Kristen mengatakan : “Jangan mengeluh Muhammad, kami semua sudah pernah
digambarkan dalam karikatur”.
Masyarakat Barat juga berdalih bahwa semua itu
merupakan kebebasan berekspresi. Padahal tidak ada kebebasan yang tak memiliki
batas. Sebagai bukti warga kristiani, agama yang konon dianut mayoritas Barat,
pernah marah besar ketika John Lenon mengklaim bahwa dia dan groupnya –The
Beatles– lebih popular dari Yesus, juga ketika artis Madona memakai kalung
salib di dadanya yang telanjang. Bahkan menurut situs The Guardian – Inggris,
surat kabar Jyllands Posten pada April 2003 pernah diminta oleh seorang
karikaturis Denmark – Christoper Zieler – untuk memuat karikatur Nabi Isa as.
Pemimpin surat kabar itu menolaknya dengan alasan karikatur itu melecehkan dan
provokatif, kawatir memicu kemarahan umat Kristen. Masyarakat Hindu Bali pernah
mengajukan protes kepada penyanyi Iwan Fals ketika merilis lagu Manusia
Setengah Dewa, mereka menilai syairnya merendahkan salah satu dewa yang
dihormati dalam agama Hindu Bali. Demikian juga para ulama dan cendekiawan
muslim banyak yang marah dan protes ketika “ Geng Islib (Islam Liberal) “ di
Indonesia menghujat otenstisitas al-Qur’an.
Pembuatan dan pemuatan karikatur Nabi saw semakin
membuktikan dua hal. Pertama, Sikap inferioritas Barat. Di tengah gemerlap
kamujuan duniawi, mereka menyimpan religious complek. Semenjak abad ke-15
Masyarakat Barat telah memerangi agamanya sendiri dan menonjolkan kebebasan
berfikir (Reneissance), Mereka memberontak terhadap dogma Gereja, membenci
agama, mengecilkan para nabi. Ironisnya rasa dendam terhadap agamanya itu
dilampiaskan juga terhadap agama orang lain. Akibatnya mereka kehilangan
panutan, ideal type atau role model dalam berprilaku dan rujukan dalam
memecahkan persoalan hidup. Sementara Yesus yang diyakini sebagai anak Tuhan
terlampau jauh untuk dijadikan sebagai ideal type. Mereka menjadi iri (hasud)
ketika melihat kaum muslimin mempunyai role model atau uswah hasanah yang
terhimpun dalam diri dan pribadi Muhammad saw. Apalagi ketika Islam menjadi
agama yang paling cepat penyebarannya di Barat, itu menjadi salah satu bentuk
kekalahan internal rasio Barat. Mereka kemudian melakukan pelecehan, penghinaan
bahkan penistaan terhadap Islam dan muslimin, dengan tujuan menjauhkan
masyarakat Barat mengenal Islam dan menjadi Muslim. Menurut seorang pemikir
Prancis, Arick Gofra, hegemoni filsafat nihilisme, filsafat Barat Sekuler, yang
muncul setelah masa dominasi gereja di Eropa membuka ruang untuk melakukan
penghinaan terhadap nilai-nilai agama dan moral, apapun agama tersebut. Tidak
ada di sana apa yang disebut sebagai sistem atau tata nilai, sehingga segala
sesuatu yang dinilai memiliki nilai kesakralan, kemudian menjadi sasaran untuk
diragukan dan diperolok-olokan.
Kedua, Pembuatan dan pemuatan karikatur Nabi saw
menambah panjang daftar dari bukti kebencian mereka terhadap Islam dan muslimien.
Allah swt telah mengingatkan kita dalam QS. Ali Imran: 118 bahwa kaum
Islamofobia (pembenci Islam) tidak akan henti-hentinya memudaratkan, mereka
inginnya apa yang menyusahkan, kebencian mereka terhadap Islam dan muslimin
telah nampak dari omongannya, tulisannya, lukisannya, dan prilakunya. Bahkan
kebencian yang ada dalam hati mereka lebih besar dibanding dengan apa yang
mereka ekspresikan dalam omongan, tulisan, lukisan dan prilakunya itu.
Kita belum lupa dengan : Tragedi NTT yang terjadi tgl
30 Nopember 1998, dimana ribuan kaum muslimien diusir dan dianiaya. Rumah,
masjid dan sekolahnya dirusak dan dibakar oleh massa Kristen, yang dipicu oleh
pidato provokatif Theo Safe’i. Pernyataan Pdt. Suradi ben Abraham : “Tuhan
umat Islam adalah Hajar Aswad, Al-Qur’an adalah bisikan syetan, Nabi Muhammad
manusia celaka, terbukti masih minta dido’akan kepada umatnya melalui sholawat”.
Pdt. Pat Robertson dari AS dalam acara Christian Broadcasting Network
(11/11-2002) menyatakan : “Umat Islam lebih jahat dari Nazi Jerman“.
dalam wawancara dengan Fox News (18/9-2002 ) dia juga menyatakan : “I Think
Muhammad was a killer, a wild eye fanatic, a robber and brigand.” (saya
fikir Muhammad adalah seorang pembunuh, seorang fanatik jahat, seorang perampok
dan penyamun). Pdt. Gerry Falweel dalam wawancara dengan stasiun CBS AS
(5/10-2002) mengatakan : “ Muhammad adalah teroris “.
Letjen William Boykin, Deputi Menhan Bidang Intelijen
dan Perang AS pernah ngomong : “ Perang melawan teroris adalah perang
Kristen melawan Syetan. Tuhan orang Islam itu berhala, sementara tuhan kita
benar-benar nyata.” Atau pernyataan Robert Morey dalam bukunya “The
Islamic Invasion Confronting the World’s Fastest Growing Religion“ (1992)
dengan sinis dan sinkretis dia menyatakan hal-hal sebagai berikut: “Islam
sesungguhnya merupakan pendewaan budaya Arab abad ke 7. Dalam arti yang
mendalam, Islam sesungguhnya lebih bernuansa budaya dari pada agama“ (hal.
22); “Sujud menyembah dalam sembahyang sehari lima kali menghadap arah Mekah
Arabia hanyalah suatu tanda ujud pemaksaan cultural, yang sekaligus merupakan
keberadaan imperialisme budaya yang menjiwai Islam“ (hal. 30); Tentang
Ibadah Haji Ia menilai “Muhammad mengadopsi upacara keagamaan para penyembah
berhala yang telah ada pada zaman pra Islam yang dilakukan di Ka’bah.“ (hal
31); “Alangkah mundurnya zaman, bahwa apa yang dikenakan oleh wanita
pengembara yang berpindah-pindah (nomad) di gurun pasir Arabia pada abad ke7
sekarang diamanatkan oleh Islam sebagai peraturan hukum berbusana bagi wanita
Muslim di negara manapun mereka tinggal.” (hal: 32); Hukum Hudud (rajam,
cambuk dan potong tangan) dan hukum qishash ia nilai “sebagai tindakan
barbar dan tidak selayaknya mendapat tempat di dunia modern ini.“ (hal :
37); “Allah, dewa bulan, kawin dengan dewa matahari. Mereka berdua mempunyai
tiga orang putri yang disebut putri-putri Allah . Ketiga putri tersebut adalah
: Al-Lata, Al-Uzza, dan Manat“ (hal:57); Ia juga menyatakan bahwa kondisi
Nabi saw ketika menerima wahyu sering menggigil, keringatan, sebagai bualan dan
dusta Muhammad untuk menutupi rasa malu dan penyakit epilepsy yang dideritanya.
(hal : 76).
Jika kaum islamofobia sudah begitu opensif menyerang
kita, masihkah ada ruang bagi seorang mukmin untuk bersikap tasamuh dan toleran
pada mereka? Istafti qalbaka. Rapatkan barisan kalian dan bersatulah. Semoga
Allah SWT senantiasa bersama orang-orang shaleh yang selalu mendekatkan diri
kepada-Nya. Amien.
No comments:
Post a Comment
Silahkan berkomentar menggunakan bahasa yang baik dan sopan. Terimakasih sudah berkunjung.